Bersaing Melawan Si Penjilat? Ini Dia 5 Tips Jitu

Bagi para pekerja, terutama di kantor-kantor, baik pemerintah maupun swasta, tentu telah paham bahwa terdapat beragam karakter rekan-rekan kerjanya. Ada yang menyenangkan dan ada pula yang menyebalkan. 

Namun, apapun karakter teman kerja kita, demi terciptanya kerjasama tim yang efektif, mau tak mau seorang pekerja harus mampu untuk menyesuaikan diri, termasuk dengan teman yang karakternya tidak kita sukai. 

Di antara berbagai karakter yang cenderung kita hindari atau tidak kita sukai, adalah apa yang dilakukan oleh pekerja yang berkarakter penjilat. 

Maksudnya, pekerja tersebut pintar mengambil muka atasan dengan berbagai cerita yang dipermanis. Adapun ciri-ciri selengkapnya dari pekerja bermental penjilat adalah sebagai berikut.

Pertama, pekerja yang hanya terlihat rajin ketika ada atasan. Bahkan, ia seperti seorang pekerja keras bila ada atasan. Ia sering mengatakan “boleh saya bantu, Pak”, kepada atasan meskipun itu bukan job desc-nya.

Hal itu dikarenakan ia ingin mendapatkan reward atau pujian dari atasannya, dan bertindak seolah-olah tangan kanan atasannya.

Untuk mencari perhatian yang cepat kepada atasan, si penjilat atau pencari muka akan melakukan berbagai cara, termasuk menawarkan berbagai bantuan untuk keperluan pribadi atasan.

Kedua, si penjilat sering mengklaim keberhasilan tim bisa terlaksana berkat kerja kerasnya secara pribadi.

Akibatnya, klaim sepihak itu tidak hanya mengganggu komunikasi antar karyawan, tapi juga dapat mengganggu suasana keseluruhan dalam tim. 

Ketiga, pekerja yang sering memuji diri sendiri di depan atasan dan rekan-rekan kerjanya. Hal ini mungkin disengaja, tapi bisa pula tanpa disadarinya karena sudah menjadi kebiasaan.

Karyawan yang cari muka yang suka membual sambil memuji diri sendiri, tentu sangat menyebalkan. Biasanya, tipikal karyawan seperti itu juga melebih-lebihkan cerita agar pendengarnya percaya begitu saja. 

Keempat, pekerja berkarakter penjilat lazimnya suka melecehkan atau menghina teman kerjanya.

Misalnya, si penjilat atau si pencari muka membuat sensasi setelah ia tahu karyawan mana yang tidak melakukan pekerjaannya dengan baik. Sensasinya adalah dia akan memberi tahu atasannya.

Baca juga :  Kapal Pinisi

Ya, pekerja yang penjilat memang suka melapor berdasarkan informasi yang diperolehnya saat berkumpul dengan teman-teman kerjanya.

Ia biasanya menyaring informasi “miring” (seperti adanya pelanggaran disiplin oleh salah seorang temannya) dan menyimpan informasi tersebut, untuk kemudian melaporkannya kepada pimpinan. 

Tindakan itu dilakukan untuk mengambil muka kepada atasan, dan berharap atasan terbantu karena mendapat informasi yang belum diketahuinya.

Makanya, pekerja yang penjilat juga dijuluki “tukang lapor” karena dia akan memberikan laporan kepada pimpinan secara diam-diam, dengan tujuan menaikan kepercayaan atasan kepadanya.

Kelima, si penjilat atau pencari muka dalam beberapa momen terlihat bermuka dua. Kita jangan kaget menghadapi hal seperti ini.

Misalnya,  suatu saat ia terlihat begitu baik kepada salah seorang rekan kerjanya. Tapi, di lain waktu, ia acuh tak acuh kepada rekan kerja yang kemarin diperlakukannya dengan begitu baik. 

Jadi, ketika ada maunya, si penjilat akan bermain sandiwara dengan bermanis-manis. Ketika apa maunya itu telah didapatkan, ia langsung bersikap cuek. 

Nah, itulah ciri-ciri karyawan berkarakter penjilat atau yang pintar cari muka. Lalu, apa strategi atau tips yang perlu dilakukan jika di tempat kita bekerja, kita berada dalam satu divisi dengan si penjilat.

Artinya, kita mau tak mau perlu bekerjasama dan sekaligus juga bersaing dengan si penjilat, misalnya untuk bisa dipromosikan ke jenjang karier yang lebih tinggi.

Paling tidak, ada lima tips jitu yang bisa kita lakukan, seperti yang diuraikan berikut ini.

Pertama, cobalah untuk lebih kritis dalam menyikapi perkataan si penjilat dan jangan langsung ditelan mentah-mentah apa pun yang dia katakan. 

Kalau kata-katanya terlalu manis, waspadalah dengan niat terselubung si penjilat. Kalau ia bersikap kasar atau cuek, juga jangan terprovokasi. 

Kedua, cara paling ampuh untuk menghadapi rekan kerja penjilat adalah dengan benar-benar fokus pada pekerjaan kita saja.

Biarkan si penjilat sibuk mencari cara baru untuk menjilat atasan, sedangkan kita harus tetap menyibukkan diri dengan menyelesaikan pekerjaan dan proaktif di kantor. 

Baca juga :  Menghapus Bonjour Service Dan Filenya (mDNSResponder.exe, mdnsNSP.dll)

Kuatkan niat kita untuk berkontribusi pada perusahaan atau instansi tempat bekerja, lalu buktikan bahwa kita adalah karyawan berprestasi dengan kinerja yang memuaskan. 

Indikatornya adalah kita menunjukkan totalitas kinerja secara profesional ke semua orang, termasuk ke atasan. Tunjukkan bahwa kita berhasil meraih atau bahkan melampaui target. 

Yakinlah, bagaimanapun juga, lambat laun tentu atasan akan tahu, mana karyawan yang memang benar-benar totalitas dalam bekerja. Apalagi bila ada performance review dari atasan. 

Ketiga, jangan ikut tersedot ke dalam muslihat si penjilat, misalnya saat ia berusaha terlihat lebih pintar dalam meeting yang dihadiri atasan.

Sebaiknya tidak usah ragu untuk tidak terlibat dalam.perbincangan yang tak perlu. Pasalnya, menanggapi orang seperti itu hanya akan menguras energi dan waktu saja.

Kecuali, jika di dalam meeting, kita dituding melakukan kesalahan yang tidak kita lakukan, atau kinerja kita diakui sebagai kinerja dia secara pribadi, kita harus angkat bicara, membantah tanpa perlu emosi. 

Ingat, jangan sekalipun curhat atau menceritakan sesuatu yang sensitif kepada si penjilat, karena curhatan kita suatu saat akan diceritakannya, bahkan dilebih-lebihkannya, kepada pekerja lain, termasuk pada atasan. 

Keempat, memuji dan menyadarkannya. Memang, si penjilat selalu membutuhkan validasi dari orang lain secara terus menerus. 

Jadi, salah satu cara untuk menghadapi teman kantor penjilat adalah dengan memberikan pujian dan memvalidasi hasil kerjanya, dengan catatan hasilnya itu memang ada buktinya. 

Pujian tersebut misalnya begini, “Kontribusimu juga cukup berpengaruh, lho. Menurut saya, semua pekerja yang berkontribusi dalam proyek ini layak dapat apresiasi”.

Namun, jika orang lain yang mengerjakan dan rekan kerja yang gemar menjilat ini mengambil kredit dari pekerjaan orang lain, kita perlu menyadarkannya secara halus.

Contohnya dengan mengatakan seperti ini, “Sebenarnya, Si A-lah yang berperan besar dalam menyukseskan proyek tersebut. Makanya, apresiasi lebih pantas ditujukan untuk Si-A”.

Baca juga :  4 Tips Hubungan Sehat Menurut Psikologi agar Terhindar dari Hubungan Toxic dan Konflik Merusak

Dengan demikian, si penjilat diharapkan akan sadar bahwa “teknik” menjilatnya tak efektif lagi dan keculasannya telah diketahui orang lain. 

Kelima,  jika beberapa upaya di atas tidak membawa hasil, maka sebaiknya lapangkan dada dan tunggu waktunya saja.

Banyak pekerja yang terlalu fokus pada rasa kesalannya terhadap rekan yang menjengkelkan, sehingga tidak melihat gambaran besarnya.

Kita harus yakin, pada akhirnya atasan pasti bisa membedakan mana pekerja yang benar-benar berkontribusi dan mana yang hanya menjilat.

Jadi, tinggal menunggu waktu sampai si penjilat diberi peringatan oleh atasan. Biasanya, pencari muka ini tidak sadar bahwa apa yang dilakukannya akan menjadi senjata makan tuan.

Tetap bersabar dan fokus kepada diri kita saja, sambil membangun kedekatan dengan orang lain agar bisa bersama-sama melawan si penjilat. 

Menghadapi orang sering cari muka tanpa menunjukkan kemampuan lain, bisa juga kita jadikan sebagai amunisi atau ‘bom waktu’ yang bisa kita ledakkan sewaktu-waktu.

Cukup amati saja bagaimana tingkah si penjilat, tanpa menanggapi dengan serius. Saat sudah keterlaluan, maka kita secara tegas menegurnya akan hal-hal yang tidak sesuai fakta yang ia beberkan.

Makanya, tips sabar ini menjadi poin terakhir, yang hanya dilakukan jika dirasa perlu. Namun, jika bisa kita abaikan, lebih baik abaikan saja, ketimbang buang waktu untuk mengurusinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *