Study ini mengambil responden 1.000 orang perokok yang berumur rata-rata 25 tahun dengan cara wawancara melalui telepon. Study ditindaklanjuti untuk mengetahui hasilnya 14 bulan kemudian setelah sebulan sebelumnya responden diwawancari untuk mengetahui apakah mereka sudah menjauh dari tembakau atau belum.
Hasilnya, mereka (perokok) yang makan lebih banyak buah dan sayuran mencatat angka tiga kali lebih besar untuk menjauhi tembakau dalam kurun waktu satu bulan hingga 14 bulan dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi buah dan sayuran lebih sedikit. Hasil study relatif sama saat responden dikelompokkan menurut latar belakang ekonomi, usia, jenis kelamin, pendidikan, ras/etnis dan riwayat kesehatan.
Juga diketahui bahwa para perokok yang asupan buah dan sayurannya tinggi ternyata kemudian merokok lebih sedikit sigaret dalam sehari, dan mempunyai waktu tunda lebih lama sebelum mereka menghisap batang rokok pertama di setiap harinya. Saat menjalani test ketergantungan terhadap nikotin mereka juga membukukan skor lebih rendah.
Beberapa alasan logisnya adalah mereka yang mengkonsumsi banyak buah dan sayuran akan cepat merasa kenyang karena kandungan serat buah dan sayuran yang tinggi, dan rasa kenyang ini akan berlangsung lebih lama. Rasa kenyang ini akan menyebabkan keinginan untuk merokok berkurang, karena salah satu sebab seseorang ingin merokok adalah rasa lapar.
Disamping itu, tidak seperti minuman berkafein (kopi dan teh) ataupun yang beralkohol dan makanan dari jenis daging yang akan merangsang perokok untuk segera merokok, buah dan sayuran adalah jenis makanan yang tidak merangsang untuk segera merokok, bahkan mungkin justru akan mengurangi “kenikmatan” merokok itu sendiri.
Catatan : Study ini adalah upaya untuk mencari kemungkinan faktor-faktor pendukung dalam usaha untuk membantu para perokok yang berkeinginan untuk berhenti merokok. Untuk total berhenti merokok dibutuhkan faktor pendukung lainnya termasuk faktor psikologis yang bersangkutan dan dalam waktu yang tidak singkat.
Sumber : OJ